abyantara
Kamis, 12 Februari 2015
makalah kimia radioaktif
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang Maha Esa, atas segala limpahan karunia dan rahmat serta inayahnya, kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu.
Semoga dengan makalah ini, pembaca
dapat menambah pengetahuan dan mengetahui tentang apa itu Zat Radio Aktif.
Dalam makalah ini, kami akui masih banyak kekurangan, maka dari itu kami
harapkan pembaca dapat memberikan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
11 NOPEMBER 2014,
PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan teknologi masa kini dengan adanya
radioaktif membawa perkembangan di dalam berbagai aspek kehidupan. Perlu kita
ketahui bawasannya dengan berkembangnya teknologi membawa perubahan yang sangat
signifikan akan tetapi semua itu selain memberikan pengaruh yang positif
juga menimbulkan efek negative pula. Di dalam makalah ini membahas tentang apa
itu radioaktif, pengolahan limbah, dampak-dampak yang ditimbulkan dan manfaat
radioaktif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Radioaktif ?
2. Sejarah Radioaktif
3. Sifat Radioaktif
4. Manfaat Radioaktif
5. Apakah Dampak Dari Radioaktif
?
6. Bagaimana
Pengolahan Kembali Limbah Radioaktif ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengerti Radioaktif
2. Mengetahui Bagaimana Sejarah Radioaktif
3. Mengetahui Tentang Sifat-Sifat Radioaktif
4. Mengetahui Manfaat Radioaktif Bagi
Kehidupan
5. Sebagai Antisipasi Dampak Dari
Teknologi Radioaktif
6. Mengetahui Cara Pengolahan Limbah Radioaktif
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Radioaktif
Radioaktifitas adalah sifat suatu unsur yang dapat
memancarkan radiasi (pancaran sinar) secara spontan. Tergolong ke dalam zat
radioaktif, unsur tersebut biasanya bersifat labil, berarti tergolong zat
radioaktif adalah isotopnya, karena untuk mencapai kestabilan salah satunya
harus melakukan peluruhan. Peluruhan zat radioaktif untuk menghasilkan unsur
yang lebih stabil sambil memancarkan partikel seperti, partikel alpha α (sama
dengan inti 4He), partikel beta (β), dan partikel gamma (γ).
Pengertian atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah
suatu pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat
terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom. Yang paling berbahaya
dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan
gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu
partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif
pencemar lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR merupakan karsinogen
tulang dan 131J.
B. Sejarah Sinar Radioaktif
Pada tahun 1899, Ernest Rutherford
(penemu teori atom Rutherford) melakukan studi tentang sinar
radioaktif. Dia menempatkan radium di bagian bawah kotak timah kecil. Sinar
yang dihasilkan dikenakan pada medan magnet yang sangat kuat. Rutherford
menemukan bahwa sinar dipisahkan menjadi tiga bagian yang berbeda seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Untuk memudahkan, Rutherford menamai
tiga jenis radiasi tersebut dengan alfa (α), beta (β) dan gamma (γ). Sinar alfa
dibelokkan ke arah yang berlawanan dengan sinar beta. Gambar di atas
menunjukkan bahwa sinar alfa bermuatan positif (dibelokkan ke arah medan magnet
negatif), sinar beta bermuatan negatif (dibelokkan ke arah medan magnet
positif), sedangkan sinar gamma tidak bermuatan (tidak dibelokkan). Penelitian
lebih lanjut telah menunjukkan bahwa sinar alfa merupakan inti helium, sinar
beta adalah elektron dan sinar gamma adalah radiasi elektromagnetik yang frekuensinya
lebih tinggi dari sinar-X.
C. Sifat-sifat Sinar Radioaktif
Sinar radioaktif dibagi menjadi tiga, yaitu alfa, beta,
dan gamma. Ketiganya memiliki sifat yang berbeda. Inilah perbedaan sifat sinar
alfa, beta, dan gamma:
C.1 Sifat sinar alfa
·
Dibelokkan oleh medan listrik
dan magnet. Pembelokan kurang tajam jika dibandingkan dengan partikel beta,
karena partikel alfa mempunyai massa lebih besar.
·
Mempengaruhi plat fotografi,
dan menyebabkan fluoresensi pada bahan fluorescent.
·
Mengionisasi gas yang dilalui.
·
Massa partikel alpha adalah
6,643 x 10-27 kg atau kira-kira empat kali massa proton. Muatan
partikel alfa adalah +3,2 x 10-19 C (dua kali muatan proton).
·
Sebuah partikel alpha terdiri
dari dua proton dan dua neutron.
·
Kecepatan sebuah partikel adalah
107m/s.
·
Daya tembus yang sangat kecil.
·
Memiliki energi kinetik yang
besar.
·
Menghancurkan sel-sel hidup dan
menyebabkan kerusakan biologis.
·
Mereka bisa tersebar saat
melewati mika tipis atau emas foil.
C.2 Sifat sinar beta
·
Dibelokkan oleh medan listrik
dan magnetik. Defleksi besar karena partikel beta lebih ringan daripada
a-partikel.
·
Mempengaruhi pelat fotografi.
·
Mengionisasi gas yang mereka
lalui.
·
Massa partikel beta adalah 9,1
x 10-31 kg dan muatannya adalah +1,6x10-19 C.
·
Kecepatannya adalah 108
m/s.
·
Daya tembus partikel beta
adalah lebih dari partikel alfa.
·
Menyebabkan fluoresensi bahan
fluorescent.
·
Menghasilkan sinar-X ketika
dihentikan oleh logam yang mempunyai nomor atom dan titik leleh tinggi seperti
tungsten.
·
Menyebabkan kerusakan radiasi
yang lebih besar karena dapat dengan mudah melewati kulit tubuh.
C.3 Sifat sinar gamma
·
Tidak dibelokkan oleh medan
listrik dan magnetik.
·
Mempengaruhi pelat fotografi.
·
Kekuatan ionisasi sangat rendah
dibandingkan dengan partikel alfa maupun beta.
·
Sinar gamma adalah gelombang
elektromagnetik seperti sinar-X dan sinar tampak. Panjang gelombang sinar gamma
lebih pendek dari sinar-X.
·
Kecepatan sinar gamma sama
dengan kecepatan cahaya.
·
Daya tembus tinggi.
·
Menyebabkan fluoresensi pada
bahan fluorescent.
·
Terdifraksi oleh kristal.
·
Meskipun sinar-X dan sinar
gamma memiliki sifat yang mirip, asal keduanya berbeda. Sinar-X berasal dari
awan elektron di luar inti, dimana sinar gamma berasal dari inti.
·
Dapat dengan mudah melewati
tubuh manusia dan menyebabkan kerusakan biologis yang besar.
D. STRUKTUR ZAT RADIOAKTIF
D.1 Struktur Inti
Inti atom tersusun dari
partikel-partikel yang disebut nukleon. Suatu inti atom yang diketahui jumlah
proton dan neutronnya disebut nuklida.
Macam-macam nuklida:
a. Isotop: nuklida yang mempunyai
jumlah proton sama tetapi jumlah neutron berbeda.
Contoh:
b. Isobar: nuklida yang mempunyai
jumlah proton dan neutron sama tetapi jumlah proton berbeda.
Contoh:
c. Isoton: nuklida yang mempunyai
jumlah neutron sama.
Contoh:
D.2 Pita Kestabilan
Unsur-unsur dengan nomor atom rendah
dan sedang kebanyakan mempunyai nuklida stabil maupun tidak stabil
(radioaktif). Contoh pada atom hidrogen, inti atom protium dan deuterium adalah
stabil sedangkan inti atom tritium tidak stabil. Waktu paruh tritium sangat
pendek sehingga tidak ditemukan di alam. Pada unsur-unsur dengan nomor atom
tinggi tidak ditemukan inti atom yang stabil. Jadi faktor yang memengaruhi
kestabilan inti atom adalah angka banding dengan proton.
Inti-inti yang tidak stabil
cenderung untuk menyesuaikan perbandingan neutron terhadap proton agar sama
dengan perbandingan pada pita kestabilan. Bagi nuklida dengan Z = 20,
perbandingan neutron terhadap proton (n/p) sekitar 1,0 sampai 1,1. Jika Z
bertambah maka perbandingan neutron terhadap proton bertambah hingga sekitar
1,5.
D.3 Reaksi pada Inti
Reaksi yang terjadi di inti atom
dinamakan reaksi nuklir. Jadi Reaksi nuklir melibatkan perubahan yang
tidak terjadi di kulit elektron terluar tetapi terjadi di inti atom. Reaksi
nuklir memiliki persamaan dan perbedaan dengan reaksi kimia biasa. Persamaan
reaksi nuklir dengan reaksi kimia biasa, antara lain seperti berikut.
a. Ada kekekalan muatan dan
kekekalan massa energi.
b. Mempunyai energi pengaktifan.
c. Dapat menyerap energi
(endoenergik) atau melepaskan energi (eksoenergik).
Perbedaan antara reaksi nuklir dan
reaksi kimia biasa, antara lain seperti berikut.
a. Nomor atom berubah.
b. Pada reaksi endoenergik, jumlah
materi hasil reaksi lebih besar dari pereaksi, sedangkan dalam reaksi
eksoenergik terjadi sebaliknya.
c. Jumlah materi dinyatakan per
partikel bukan per mol.
d. Reaksi-reaksi menyangkut nuklida
tertentu bukan campuran isotop.
Reaksi nuklir dapat ditulis seperti
contoh di atas atau dapat dinyatakan seperti berikut. Pada awal dituliskan
nuklida sasaran, kemudian di dalam tanda kurung dituliskan proyektil dan
partikel yang dipancarkan dipisahkan oleh tanda koma dan diakhir perumusan
dituliskan nuklida hasil reaksi.
Contoh
Ada dua macam partikel proyektil
yaitu:
a. Partikel bermuatan seperti ,
atau atom yang lebih berat seperti
b. Sinar gamma dan partikel tidak
bermuatan seperti neutron
.
Contoh
- Penembakan dengan partikel alfa
2. Penembakan dengan proton
3. Penembakan dengan neutron
D.4 Reaksi Pembelahan Inti
Sesaat sebelum perang dunia kedua
beberapa kelompok ilmuwan mempelajari hasil reaksi yang diperoleh jika uranium
ditembak dengan neutron. Otto Hahn dan F. Strassman,
berhasil mengisolasi suatu senyawa unsur golongan II A, yang diperoleh dari
penembakan uranium dengan neutron. Mereka menemukan bahwa jika uranium ditembak
dengan neutron akan menghasilkan beberapa unsur menengah yang bersifat
radioaktif. Reaksi ini disebut reaksi pembelahan inti atau reaksi fisi.
Contoh reaksi fisi.
Dari reaksi fisi telah ditemukan
lebih dari 200 isotop dari 35 cara sebagai hasil pembelahan uranium-235.
Ditinjau dari sudut kestabilan inti, hasil pembelahan mengandung banyak proton.
Dari reaksi pembelahan inti dapat dilihat bahwa setiap pembelahan inti oleh
satu neutron menghasilkan dua sampai empat neutron. Setelah satu atom
uranium-235 mengalami pembelahan, neutron hasil pembelahan dapat digunakan
untuk pembelahan atom uranium-235 yang lain dan seterusnya sehingga dapat
menghasilkan reaksi rantai. Bahan pembelahan ini harus cukup besar sehingga
neutron yang dihasilkan dapat tertahan dalam cuplikan itu. Jika cuplikan
terlampau kecil, neutron akan keluar sehingga tidak terjadi reaksi rantai.
D.4 Reaksi Fusi
Pada reaksi fusi, terjadi proses
penggabungan dua atau beberapa inti ringan menjadi inti yang lebih berat.
Energi yang dihasilkan dari reaksi fusi lebih besar daripada energy yang
dihasikan reaksi fisi dari unsur berat dengan massa yang sama. Perhatikan
reaksi fusi dengan bahan dasar antara deuterium dan litium berikut.
Reaksi-reaksi fusi biasanya terjadi
pada suhu sekitar 100 juta derajat celsius. Pada suhu ini terdapat plasma dari
inti dan elektron. Reaksi fusi yang terjadi pada suhu tinggi ini disebut reaksi
termonuklir. Energi yang dihasikan pada reaksi fusi
D.5 Waktu
paro
Waktu pro adalah waktu yang dibutuhkan unsur radioaktif untuk mengalami peluruhan sampai menjadi 1/2 kali semula (masa atau aktivitas).
Rumus:
Waktu pro adalah waktu yang dibutuhkan unsur radioaktif untuk mengalami peluruhan sampai menjadi 1/2 kali semula (masa atau aktivitas).
Rumus:
Nt = massa setelah peluruhan
N0 = massa mula-mula
T = waktu peluruhan
t( 1)/2 = waktu paro
Contoh:
Suatu unsur radioaktif mempunyai waktu paro 4 jam. Jika semula tersimpan 16 gram unsur radioaktif, maka berapa massa zat yang tersisa setelah meluruh 1 hari ?
Jawab :
N0 = massa mula-mula
T = waktu peluruhan
t( 1)/2 = waktu paro
Contoh:
Suatu unsur radioaktif mempunyai waktu paro 4 jam. Jika semula tersimpan 16 gram unsur radioaktif, maka berapa massa zat yang tersisa setelah meluruh 1 hari ?
Jawab :
E. Manfaat
E.1 Berdasarkan
Sinar Radiasi α, β dan γ
Sinar alpha
-ditembakkan pada inti suatu atom untuk menghasilkan radioisotop (yang lebih sering digunakan untuk menembak adalah neutron)
-ditembakkan pada inti suatu atom untuk menghasilkan radioisotop (yang lebih sering digunakan untuk menembak adalah neutron)
Sinar beta
-menentukan letak kebocoran pipa saluran minyak / cairan atau gas yang tertimbun dalam tanah
-mengukur ketebalan kertas
-pancaran sinar beta Karbon C-14 dari fosil dapat digunakan untuk memperkirakan umur fosil.
-menentukan letak kebocoran pipa saluran minyak / cairan atau gas yang tertimbun dalam tanah
-mengukur ketebalan kertas
-pancaran sinar beta Karbon C-14 dari fosil dapat digunakan untuk memperkirakan umur fosil.
Sinar gamma
- radiotherapy (membunuh sel kanker)/radiasi sinar gamma terkontrol
-sterilisasi alat-alat kedokteran
-sterilisasi pada makanan dan pengawetan makanan
-mengukur ketebalan baja
-mendeteksi datangnya pasokan minyak/cairan dari jauh yang disalurkan melalui pipa-pipa
-membuat varietas tanaman baru yang tahan penyakit
-dimanfaatkan pada pembuatan radiovaksin.
- radiotherapy (membunuh sel kanker)/radiasi sinar gamma terkontrol
-sterilisasi alat-alat kedokteran
-sterilisasi pada makanan dan pengawetan makanan
-mengukur ketebalan baja
-mendeteksi datangnya pasokan minyak/cairan dari jauh yang disalurkan melalui pipa-pipa
-membuat varietas tanaman baru yang tahan penyakit
-dimanfaatkan pada pembuatan radiovaksin.
Pemanfaatan
sinar α, β dan γ diantaranya berdasar atas daya tembus yang dimilikinya dimana
daya tembus sinar gamma paling besar dibanding dua lainnya:
daya tembus α < β < γ
Jika dilihat dari daya ionisasinya, maka yang paling besar adalah sinar alpha:
Daya ionisasi α > β > γ
daya tembus α < β < γ
Jika dilihat dari daya ionisasinya, maka yang paling besar adalah sinar alpha:
Daya ionisasi α > β > γ
Lintasan sinar radioaktif dalam medan magnet
Lintasan sinar α, β γ saat melewati medan magnet
homogen arah tegak lurus masuk bidang baca.
Lintasan sinar α, β γ saat melewati medan magnet
homogen arah tegak lurus keluar bidang baca.
E.2 Manfaat Radioaktif (PERUNUT)
1. Bidang Kedokteran
Penggunaan radioaktif untuk kesehatan sudah sangat banyak,
dan sudah berapa juta orang di dunia yang terselamatkan karena pemanfaatan
radioaktif ini. Sebagai contoh sinar X untuk penghancur tumor atau untuk foto
tulang. Berdasarkan radiasinya:
1.1 Sterilisasi radiasi
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme
sehingga dapat digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi
dengan cara radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan
sterilisasi konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu:
a)Sterilisasi
radiasi lebihsempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b)Sterilisasi
radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
c)Karena
dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar bakteri
lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu
disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada kemungkinan
terkena bibit penyakit.
1.2 Terapi tumor atau kanker
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan
radiasi. Sebenarnya, baik sel normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh
radiasi tetapi sel kanker atau tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah
rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor dapat dimatikan dengan
mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut.
1.3
Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer
Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari
tulang dengan radiasi gamma atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma
atau sinar-X yang diserap oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan
konsentrasi mineral kalsium dalam tulang. Perhitungan dilakukan oleh komputer
yang dipasang pada alat bone densitometer tersebut. Teknik ini bermanfaat untuk
membantu mendiagnosiskekeroposan tulang (osteoporosis) yang sering menyerang
wanita pada usia menopause (matihaid).
1.4 Terapi Radiasi
Terapi radiasi dengan menggunakan sumber radiasi tertutup
atau pesawat pembangkit radiasi telah lama dikenal untuk pengobatan penyakit
kanker. Perkembangan teknik elektronika maju dan peralatan komputer canggih
dalam dua dekade ini telah membawa perkembangan pesat dalam teknologi
radioterapi. Dengan menggunakan pesawat pemercepat partikel generasi terakhir
telah dimungkinkan untuk melakukan radioterapi kanker dengan sangat presisi dan
tingkat keselamatan yang tinggi melalui kemampuannya yang sangat selektif untuk
membatasi bentuk jaringan tumor yang akan dikenai radiasi, memformulasikan
serta memberikan paparan radiasi dengan dosis yang tepat pada target. Dengan
memanfaatkan teknologi 3D-CRT ini sejak tahun 1985 telah berkembang metoda
pembedahan dengan menggunakan radiasi pengion sebagai pisau bedahnya (gamma
knife). Dengan teknik ini kasus-kasus tumor ganas yang sulit dijangkau dengan
pisau bedah konvensional menjadi dapat diatasi dengan baik oleh pisau gamma
ini, bahkan tanpa perlu membuka kulit pasien dan yang terpenting tanpa merusak
jaringan di luar target.
1.5 Teknik
Pengaktivan Neutron
Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan
mineral tubuh terutama untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan
jumlah yang sangat kecil (Co, Cr, F, Fe, Mn, Se, Si, V, Zn dsb) sehingga sulit
ditentukan dengan metoda konvensional. Kelebihan teknik ini terletak pada
sifatnya yang tidak merusak dan kepekaannya sangat tinggi. Di sini contoh bahan
biologik yang akan diperiksa ditembaki dengan neutron.
Penggunaan radioaktif dalam bidang kedokteran terutama untuk
pendeteksian jenis kelainan di dalam tubuh dan untuk penyembuhan kanker yang
sangat sukar dioperasi menggunakan metode lama. Prinsip radioaktif ini juga
dimanfaatkan untuk pengetesan kualitas bahan di dalam suatu industri yang dapat
dipergunakan dengan mudah dan dengan ketelitian yang tinggi. Radioisotop yang
digunakan dalam bidang kedokteran dapat berupa sumber terbuka (unsealed source)
dan sumber tertup (sealed source). Ketika radioisotop tersebut tidak dapat
dipergunakan lagi, maka sumber radioaktif bekas tersebut sudah menjadi limbah
radioaktif.
Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk
mengetahui bagian dalam dari organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung.
Dalam radiografi dengan menggunakan film sinar-x, maka obyek yang diamati
sering tertutup oleh jaringan struktur lainnya, sehingga didapatkan pola gambar
bayangan yang didominasi oleh struktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini
akan membingungkan para dokter untuk mendiagnosa organ tubuh tersebut. Untuk
mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu
CT-Scanner.
Radioisotop Teknesium-99m (Tc-99m) merupakan radioisotop
primadona yang mendekati ideal untuk mencari jejak di dalam tubuh. Hal ini
dikarenakan radioisotop ini memiliki waktu paro yang pendek sekitar 6 jam
sehingga intensitas radiasi yang dipancarkannya berkurang secara cepat setelah
selesai digunakan. Radioisotop ini merupakan pemancar gamma murni dari jenis
peluruhan electron capture dan tidak memancarkan radiasi partikel bermuatan
sehingga dampak terhadap tubuh sangat kecil. Selain itu, radioisotop ini mudah
diperoleh dalam bentuk carrier free (bebas pengemban) dari radioisotop
molibdenum-99 (Mo-99) dan dapat membentuk ikatan dengan senyawa-senyawa
organik. Radioisotop ini dimasukkan ke dalam tubuh setelah diikatkan dengan
senyawa tertentu melalui reaksi penandaan (labelling).
Di dalam tubuh, radioisotop ini akan bergerak bersama-sama
dengan senyawa yang ditumpanginya sesuai dengan dinamika senyawa tersebut di
dalam tubuh. Dengan demikian, keberadaan dan distribusi senyawa tersebut di
dalam tubuh yang mencerminkan beberapa fungsi organ dan metabolisme tubuh dapat
dengan mudah diketahui dari hasil pencitraan. Pencitraan dapat dilakukan
menggunakan kamera gamma. Radioisotop ini dapat pula digunakan untuk mencari
jejak terjadinya infeksi bakteri, misalnya bakteri tuberkolose, di dalam tubuh
dengan memanfaatkan terjadinya reaksi spesifik yang disebabkan oleh infeksi
bakteri. Terjadinya reaksi spesifik tersebut dapat diketahui menggunakan
senyawa tertentu, misalnya antibodi, yang bereaksi secara spesifik di tempat
terjadinya infeksi. Beberapa saat yang lalu di Pusat Radioisotop dan
Radiofarmaka (PRR) BATAN telah berhasil disintesa radiofarmaka bertanda
teknesium-99m untuk mendeteksi infeksi di dalam tubuh. Produk hasil litbang ini
saat ini sedang direncanakan memasuki tahap uji klinis.
Dalam bidang kesehatan radioisotop digunakan sebagai perunut
(tracer) untuk mendeteksi kerusakan yang terjadi pada suatu organ tubuh. Selain
itu radiasi dari radioisotop tertentu dapat digunakan untuk membunuh sel-sel
kanker sehingga tidak perlu dilakukan pembedahan untuk mengangkat jaringan sel
kanker tersebut. Berikut ini adalah contoh beberapa radioisotop yang dapat
digunakan dalam bidang kesehatan (Sutresna, 2007).
Contoh radioisotop dalam bidang
kedokteran :
•
I-131
Terapi penyembuhan kanker Tiroid, mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok,
hati dan otak
•
Pu-238
energi listrik dari alat pacu jantung
•
Tc-99
& Ti-201 Mendeteksi kerusakan jantung
•
Na-24
Mendeteksi gangguan peredaran darah
•
Xe-133
Mendeteksi Penyakit paru-paru
•
P-32
digunakan untuk pengobatan penyakit polycythemia rubavera, yaitu pembentukkan
sel darah merah yang berlebihan. Didalam penggunaannya P-32 disuntikkan ke dalam
tubuh sehingga radiasinya yang memancarkan sinar beta dapat menghambat
pembentukan sel darah merah pada sumsum tulang. Sedangkan, sinar gamma dapat
digunakan untuk mensterilkan alat-alat kedokteran, sebelum dikemas dan ditutup
rapat, misalnya pada proses sterilisasi alat suntik. Sebenarnya sebelum
dikemas, alat suntik sudah disterilkan. Tetapi, pada proses pengemasan masih
mungkin terjadi kontaminasi, sehingga setelah alat suntik tersebut dikemas dan
ditutup rapat perlu dilakukan sterilisasi ulang dengan menggunakan sinar gamma.
2. Bidang Hidrologi
Mempelajari kecepatan aliran sungai.
Menyelidiki kebocoran pipa air bawah
tanah.
3. Bidang Biologis
Mempelajari
kesetimbangan dinamis
Mempelajari
reaksi pengesteran.
Mempelajari
mekanisme reaksi fotosintesis.
4. Bidang pertanian
Pemberantasan hama dengan teknik
jantan mandul, contoh : Hama kubis
Pemuliaan tanaman/pembentukan bibit
unggul, contoh : Padi
Penyimpanan makanan sehingga tidak
dapat bertunas, contoh : kentang dan bawang.
5.
Bidang
Industri
Pemeriksaan tanpa merusak, contoh :
Memeriksa cacat pada logam
Mengontrol ketebalan bahan, contoh :
Kertas film, lempeng logam
Pengawetan bahan, contoh : kayu,
barang-barang seni
Meningkatkan mutu tekstil, contoh :
mengubah struktur serat tekstil
Untuk mempelajari pengaruh oli dan
aditif pada mesin selama mesin bekerja.
No.
|
Nama Unsur
|
Manfaat / Kegunaan
|
1.
|
Iodium
(I-131)
|
-
mencari ketidaknormalan pada tiroid / kelenjar tiroid.
- di bidang hidrologi dapat digunakan untuk mengetahui kecepatan aliran sungai. |
2
|
Iodium
(I-123)
|
-disuntikkan
pada pasien untuk mengetahui ada tidaknya gangguan ginjal.
|
3
|
Karbon
(C-14)
|
-mencari
ketidaknormalan yang berhubungan dengan diabetes dan anemia.
|
4
|
Kromium
(Cr-51)
|
-keperluan
scanning limpa.
|
5
|
Selenium
(Se-75)
|
-keperluan
scanning pankreas.
|
6
|
Teknetium
(Tc-99)
|
-keperluan
scanning tulang dan paru-paru
-scanning kerusakan jantung -menyelidiki kebocoran saluran air bawah tanah. |
7
|
Ti-201
|
-mendeteksi
kerusakan jantung, digunakan bersama dengan Tc-99.
|
8
|
Galium
(Ga-67)
|
-
keperluan scanning getah bening.
|
9
|
Xe-133
|
-mendeteksi
kesehatan paru-paru.
|
10
|
Fe-59
|
-mempelajari
pembentukan sel darah merah.
|
11
|
Natrium
(Na-24)
|
-untuk
deteksi penyempitan pembuluh darah/trombosis
-mendeteksi kebocoran saluran air bawah tanah dan menyelidiki kecepatan aliran sungai - di bidang kesehatan digunakan untuk mendeteksi gangguan peredaran darah. |
12
|
Radioisotop
Silikon
|
-perunut
radioisotop pada proses pengerukan lumpur pelabuhan atau terowongan.
|
13
|
Fosfor
(P-32)
|
-di
bidang pertanian ddapat digunakan untuk memperkirakan jumlah pupuk yang
diperlukan tanaman.
-di bidang kesehatan dapat digunakan mendeteksi penyakit mata, tumor dan hati. |
14
|
Karbon
(C-14)
|
-mengukur
umur fosil hewan, tumbuhan dan manusia (dengan pengukuran pancaran sinar
beta).
|
15
|
Uranium
(U-238)
|
-menaksir
umur batuan.
|
16
|
Uranium
(U-235)
|
Reaksi
berantai terkendali dalam PLTN.
|
17
|
Kobalt
(Co-60)
|
-mengontrol
pertumbuhan beberapa jenis kanker melalui sinar gamma yang dihasilkan.
|
18
|
Isotop 8O15
|
-menganalisis
proses fotosintesis pada tanaman.
|
19
|
Isotop
O-18
|
-di
bidang kimia dapat digunakan sebagai atom tracer / perunut asal mula molekul
air yang terbentuk.
|
20
|
K-40
|
K-40
digunakan bersama-sama dengan dan Ar-40 stabil untuk mengukur umur batuan,
dengan membandingkan konsentrasi K-40 dan Ar-40 pada batuan.
|
F. Dampak Radioaktif
Akibat radiasi yang melebihi dosis yang diperkenankan dapat menimpa
seluruh tubuh atau hanya lokal. Radiasi tinggi dalam waktu singkat dapat
menimbulkan efek akut atau seketika sedangkan radiasi dalam dosis rendah
dampaknya baru terlihat dalam jangka waktu yang lama atau menimbulkan efek yang
tertunda. Radiasi zat radioaktif dapat memengaruhi kelenjarkelenjar kelamin,
sehingga menyebabkan kemandulan. Berdasarkan dari segi cepat atau lambatnya
penampakan efek biologis akibat radiasi radioaktif ini, efek radiasi dibagi
menjadi seperti berikut.
1. Efek segera
Efek ini
muncul kurang dari satu tahun sejak penyinaran. Gejala yang biasanya muncul
adalah mual dan muntah muntah, rasa malas dan lelah serta terjadi perubahan
jumlah butir darah.
2. Efek
tertunda
Efek ini muncul
setelah lebih dari satu tahun sejak penyinaran. Efek tertunda ini dapat juga
diderita oleh turunan dari orang yang menerima penyinaran.
Efek serta Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat
radioaktif pada umat manusia seperti berikut di bawah ini :
1. Pusing-pusing
2. Nafsu makan berkurang atau hilang
3. Terjadi diare
4. Badan panas atau demam
5. Berat badan turun
6. Kanker darah atau leukimia
7. Meningkatnya denyut jantung atau nadi
8. Daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terserang penyakit akibat sel darah putih yang jumlahnya berkurang
2. Nafsu makan berkurang atau hilang
3. Terjadi diare
4. Badan panas atau demam
5. Berat badan turun
6. Kanker darah atau leukimia
7. Meningkatnya denyut jantung atau nadi
8. Daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terserang penyakit akibat sel darah putih yang jumlahnya berkurang
Pencemaran zat radioaktif, pencemaran zat radioaktif adalah
suatu pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat
terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom. Limbah radioaktif
adalah zat radioaktif dan bahan serta peralatan yang telah terkena zat
radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi nuklir yang
tidak dapat digunakan lagi. yang paling berbahaya dari pencemaran
radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang
sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu partikel-partikel
neutron yang dihasilkan juga berbahaya.
Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir
yang berbahaya biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan
struktur zat serta pola reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup
baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau binatang
Efek serta Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat
radioaktif pada umat manusia seperti berikut di bawah ini : Pusing-pusing,
Nafsu makan berkurang atau hilang, Terjadi diare, Badan panas atau demam, Berat
badan turun, Kanker darah atau leukimia, Meningkatnya denyut jantung atau nadi.
G. Limbah Radioaktif
Ada beberapa pengertian
limbah radioaktif :
1. Zat radioaktif yang sudah
tidak dapat digunakan lagi, dan atau
2. Bahan serta peralatan yang
terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif, dan sudah tidak dapat
difungsikan. Bahan atau peralatan tersebut terkena atau menjadi radioaktif
kemungkinan karena pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi yang
memanfaatkan radiasi pengion.
Jenis
limbah radioaktif
:
·
Dari segi besarnya aktivitas dibagi dalam limbah aktivitas
tinggi, aktivitas sedang dan aktivitas rendah.
·
Dari umurnya di bagi menjadi limbah umur paruh panjang, dan
limbah umur paruh pendek.
·
Dari bentuk fisiknya dibagi menjadi limbah padat, cair dan
gas.
Limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan tenaga
nuklir, baik pemanfaatan untuk pembangkitan daya listrik menggunakan reaktor
nuklir, maupun pemanfaatan tenaga nuklir untuk keperluan industri dan rumah
sakit.
Limbah radioaktif dikelola sedemikian rupa sehingga tidak
membahayakan masyarakat, pekerja dan lingkungan, baik untuk generasi sekarang
maupun generasi yang akan datang. Cara pengelolaannya dengan mengisolasi limbah
tersebut dalam suatu wadah yang dirancang tahan lama yang ditempatkan dalam
suatu gedung penyimpanan sementara sebelum ditetapkan suatu lokasi penyimpanan
permanennya.
Apabila dimungkinkan pengurangan volume limbah maka
dilakukan proses reduksi volume, misalnya menggunakan evaporator untuk limbah
cair, pembakaran untuk limbah padat maupun cair yang dibakar, ataupun
pemanfaatan untuk limbah padat yang bisa dimanfaatkan. Penyimpanan permanen
dapat berupa tempat di bawah tanah dengan kedalaman beberapa ratus meter untuk
limbah aktivitas tinggi dan waktu paruh panjang, atau dekat permukaan tanah
dengan kedalaman hanya beberapa puluh meter untuk limbah aktivitas
rendah-sedang.
Karena limbah memancarkan radiasi, maka apabila tidak
diisolasi dari masyarakat dan lingkungan maka radiasi limbah tersebut dapat
mengenai manusia dan lingkungan. Misalnya, limbah radioaktif yang tidak
dikelola dengan baik meskipun telah disimpan secara permanen di dalam tanah,
radionuklidanya dapat terlepas ke air tanah dan melalui jalur air tanah
tersebut dapat sampai ke manusia.
Bahaya radiasi adalah, radiasi dapat melakukan ionisasi dan
merusak sel organ tubuh manusia. Kerusakan sel tersebut mampu menyebabkan
terganggunya fungsi organ tubuh. Disamping itu, sel-sel yang masih tetap hidup
namun mengalami perubahan, dalam jangka panjang kemungkinan menginduksi adanya
tumor atau kanker. Ada kemungkinan pula bahwa kerusakan sel akibat radiasi
mengganggu fungsi genetika manusia, sehingga keturunannya mengalami cacat.
Limbah radioaktif sebagian dapat dibuang ke lingkungan
apabila kandungannya (konsentrasi dan radioaktivitasnya) telah dibawah batas
ambang yang ditetapkan oleh Pemerintah (Badan Pengawas Tenaga Nuklir, BAPETEN).
Namun sebagian lagi karena aktivitasnya dan umurnya panjang maka harus disimpan
dalam jangka yang sangat panjang.
Sebenarnya definisi, limbah radioaktif adalah bagian dari
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), namun ada kalanya sebagian masyarakat
membedakan kedua jenis limbah tersebut. Menurut pandangan terakhir ini,
terdapat istilah ‘mixed waste’ (limbah campuran), yaitu limbah yang mengandung
campuran unsur radioaktif sekaligus B3. Sebagai contoh, dalam proses pembuatan
bahan bakar uranium, terdapat limbah yang mengandung asam (B3) dan radionuklida
sekaligus. Sehingga dalam penanganannya, kedua sifat bahaya tersebut (B3 dan
radioaktif) harus selalu dipertimbangkan.
Pengelolaan limbah radioaktif didefinisikan sebagai kegiatan
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, penyimpanan sementara serta penyimpanan
secara permanen. Apabila badan pengawas mengijinkan, maka kegiatan pengelolaan
tersebut sebagian boleh dilaksanakan oleh pihak penghasil limbah radioaktif,
yaitu dari pengumpulan sampai penyimpanan sementara. Namun penyimpanan permanen
dilaksanakan oleh BATAN. Apabila penghasil limbah radioaktif tidak mampu
melaksanakan kegiatan sebagian pengelolaan tersebut, maka pengelolaan limbah
radioaktif sepenuhnya kewajiban BATAN.
Badan yang melakukan pengawasan adalah Badan Pengawas Tenaga
Nuklir (BAPETEN) yang terpisah dari badan pelaksana (BATAN). Hal ini sesuai
dengan amanat UU No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran.
Dasar hukum yang mengatur limbah radioaktif adalah
Undang-Undang No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, serta Peraturan
pemerintah No. 27 tahun 2002 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif.
Biaya limbah tersebut sangat bergantung pada jenis
limbahnya. Terdapat perbedaan biaya antara limbah radioaktif cair, padat
terbakar, padat terkompaksi dan sebagainya.
Seluruh tarif tersebut telah ditetapkan dalam Peraturan pemerintah No. 16 tahun 2001. Sebagai contoh biaya pengolahan limbah radioaktif cair untuk aktivitas rendah dan sedang adalah Rp. 7300,- perliter, sedangkan limbah sumber bekas jarum Ra-226 dari rumah sakit sebesar Rp. 466.000,- perjarum. Tarif tersebut secara periodik ditinjau dan dimodifikasi sesuai dengan perkembangan teknologi serta perubahan ekonomi yang terjadi.
Seluruh tarif tersebut telah ditetapkan dalam Peraturan pemerintah No. 16 tahun 2001. Sebagai contoh biaya pengolahan limbah radioaktif cair untuk aktivitas rendah dan sedang adalah Rp. 7300,- perliter, sedangkan limbah sumber bekas jarum Ra-226 dari rumah sakit sebesar Rp. 466.000,- perjarum. Tarif tersebut secara periodik ditinjau dan dimodifikasi sesuai dengan perkembangan teknologi serta perubahan ekonomi yang terjadi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa daerah
disekitar limbah memilki jumlah cacahan permenit yang lebih besar dibandingkan
daerah bunker ataupun daerah alam terbuka.ini menunjukan bahwa daerah disekitar
limbah memiliki aktivitas radioaktif yang cukup besar, daerah disekitar bunker
memiliki jumlah cacahan permenit yang sama dengan daerah alam terbuka.
Pemantauan atau monitoring terhadap nanturally occuring radioactive
materials atau sering disebut dengan NORM dapat dilakukan salah satunya
dengan cara pengukuran konsentrasi partikulat radioaktif diudara. Partikulat
radioaktif adalah partikel-partikel radioaktif yang ada di alam yang
keberadaanya menyatu dengan udara, seperti debu radioaktif. Pengukuran
konsentrasi partikulat radioaktif diudara dapat diketahui dengan jalan
melakukan pencacahan terhadap suatu lokasi yang akan diukur konsentrasinya,
pencacahan ini bertujuan untuk mengetahui cacahan awal, waktu paro dan jenis
dari suatu radionuklida yang berada pada suatu sampel penelitian. Hasil
penelitian dapat diperoleh kesimpulan yaitu Partikel Radioaktif alam yang
ditemukan dikawasan BATAN Pasar jumat adalah Pb-214 dan Bi-214 yang merupakan
deret Uranium yang mempunyai waktu paro berumur pendek, Konsentrasi Partikulat
Radioaktif Pb-214 dan Bi-214 dilokasi limbah memiliki aktifitas yang tinggi
dengan nilai KPR yang lebih besar dibandingkan nilai KPR dilokasi yang bunker
dan alam terbuka, dan perubahan konsentrasi NORM dipengaruhi oleh aktifitas
partikulat radioaktif alam yang diakibatkan oleh TENORM yaitu adanya sumber
radioaktif. Tingkat radiasi untuk daerah limbah, bunker, dan alam terbuka
tergolong rendah dengan demikian ketiga daerah tersebut dinyatakan aman dari
radiasi. Berdasarkan hasil penelitian, maka penelitian perlu dilakukan dilokasi
yang memiliki aktifitas yang radioaktifnya besar misalnya di industri kilang
minyak, industri batu bara dan industri-industri lain yang menghasilkan limbah
radioaktif, bagi masyarakat diharapkan untuk lebih mengetahui tingkat radiasi
bagi kesehatan tubuh, dan bagi pemerintah hendaknya memberi peringatan untuk
daerah yang memiliki tingkat energi radiasi yang tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan radioisotop sangat membantu manusia dalam
berbagai bidang kehidupan seperti yang telah disebutkan dalam bab pembahasan,
seperti dalam bidang kedokteran untuk mendeteksi kelainan-kelainan dalam
jaringan tubuh, dalam hidrologi untuk menyelidiki kebocoran-kebocoran, atau
dalam bidang pertanian untuk membentuk bibit unggul, dan dalam penyimpanan
makanan pun radioisotop diperlukan. Serta dalam bidang kimia, sains, pengukuran
usia bahan organik, serta dalam bidang industri.
Limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan tenaga
nuklir, baik pemanfaatan untuk pembangkitan daya listrik menggunakan reaktor
nuklir, maupun pemanfaatan tenaga nuklir untuk keperluan industri dan rumah
sakit.
Limbah radioaktif dikelola sedemikian rupa sehingga tidak
membahayakan masyarakat, pekerja dan lingkungan, baik untuk generasi sekarang
maupun generasi yang akan datang. Cara pengelolaannya dengan mengisolasi limbah
tersebut dalam suatu wadah yang dirancang tahan lama yang ditempatkan dalam
suatu gedung penyimpanan sementara sebelum ditetapkan suatu lokasi penyimpanan
permanennya.
B. Saran
Berdasarkan apa yang telah saya jelaskan dalam makalah
mengenai Radioaktif ini pasti ada kekurangan maupun kelebihannya. Adapun
kritik maupun saran dapat disampaikan ke penulis agar dapat memperbaiki makalah
ini baik dari segi penulisan, materi, maupun tata bahasa yang disampaikan.
Penulis mengharapkan pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah yang telah
dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
http://admin.blogspot.com/2009/01/pengelolaanradioaktif
Langganan:
Postingan (Atom)